20150308

Keputusan Untuk Akhirnya Titip Absen Feat. Ceritaku Tentangku

Akhirnya saya sukses mengingkari janji saya lagi untuk rajin nge-Blog. Ya namanya juga manusia ya, tempatnya salah dan dosa dan juga makhluk yang diciptakan paling lihai dalam hal ngeles.

Banyak yang telah terjadi selama saya meniggalkan blog saya ini, mulai dari bahagia hingga sedih, naik kemudian turun, maju untuk kembali mundur, banyak sekali...

Projek komik yang tak kunjung mengalami kemajuan, sungguh mohon maaf yang sebenarnya untuk sahabt kolaborasi saya yang sering kali di-PHP-in

Dunia idoling yang semakin mengalami pasang surut hahaha... bahagia sekali rasanya. Hingga tulisan ini dibuat event terakhir dari idol grup yang sedang naek daun ini a.k.a. JKT48 adalah "Ketika Angin Sedang Berhembus - Handshake Festival". Dan saya dengan perasaan mupeng yang amat sangat saya terpaksa melewatkan event ini. Dan dari beberapa twit dari member dan juga official, banyak informasi saat handshake event terakhir kemaren, antara lain ada dua setlist baru untuk tim KIII dan juga TIM T (semoga gak salah), dan akan dua single baru dan... salah satu singlenya akan ada Senbatsu Sousenkyou lagi, berarti ini Senbatsu Sousenkyou kedua yang akan diadakan. dan yang lebih penting dari itu semua Ratu Vienny Fitrilya cakep banget -__- buseeet.
Berikut adalah beberapa gambar2 yang positif membuat mupeng

Dijamin akan klojotan kalo melihat gambar ini

OK kembali lagi ke kejadian kejadian yang muncul beberapa waktu terakhir, ada kejadian yang tidak mengenakkan yang terjadi berturut, ibaratnya abis-jatuh-ketimpa-tangga-pas-bangun-keserempet-becak -nyenggol-preman-di bacok-dilempar-ke-jurang-dicakar-monyet-ditelen-buaya-dilepeh-lagi-dicelupin-ke-laut-diemut-ikan-hiu-dilempar-sandal-sama-emak-karena-kebanyakan-ngayal.... sedih banget nggak siii... 

Dan karena tingkat pengangguran kesibukan yane melanda, akhirnya harus cari cara baru buat cerita tentang ini ke sahabat2ku dan entah gimana prosesnya, akhirnya terciptalah tulisan tentang perjalanancintaku selama ini dan ditutup dengan indah dan rupawan olehnya

Karena gak ada waktu untuk ngobrol si lebih tepatnya, biar para makhluk2 kepo diluar sana meluangkan waktunya untuk membaca ini jika rasa kepo mereka bisa menutupi rasa malas yang biasanya muncul saat melihat tulisan yang rada panjang

Berikut adalah script asli yang gue share pertama kali ke sahabat gue, akan ada perjalan lintas budaya yang ada di dalam tulisan berikut, walaupun dengan terbitnya tulisan ini berarti akan ada pertentangan dengan apa yang ada dalam tulisan di bawah, anggap saja ini adalah tanda ke-move on-an ku akan tragedi di masa lampau  

so.. fasten your seatbelt

get ready for absurdity

hehehe enjoy deh


Menceritakan ini seperti menceritakan keseluruhan kisah hidupku wen, tapi what the hell lah.... sapa tau dengan aku menceritakan ini kepadamu bisa dapat pencerahan. Oke mari kita mulai
Aku dulu gak pinter nyari teman, jadilah aku semenjak SMP gaulnya di tempat penyewaan komik di deket rumah, tiap hari bergelut dengan komik. Mulai dari sembunyi2 kalo pas hari aktif sekolah hingga terang2an pas waktu liburan sekolah. Semua berjalan seperti yang aku mau, tidak ada beban yang berarti dan harus menyita banyak pikiran semasa SMP. Melihat temen2 seangkatan ku yang sudah mengenal lawan jenis dan malam minggu, aku masih masa bodo dengan semua itu selama aku masih bisa menyalurkan hobby ku membaca.
Kegiatan dan rutinitas ku terus berlanjut selama aku SMA, dan terus berlanjut hingga kelas 3. Aku gak pernah ngikut organisasi maupun aktifitas sekolah lainnya, akupun ikutan ekskul karate dan kemudian pindah ke basket juga karena kewajiban dari pihak sekolah (FYI dalam hal ini ebhes e Ilham mehehehe) bahwa setiap murid wajib mengikuti kegiatan ekskul. Dan entah darimana mulanya aku mulai memiliki teman manusia di kelas 3 ini. Dan semakn aku sering bergaul dengan mereka semakin banyak informasi tentang lawan jenis yang masuk ke kepalaku. Tapi aku juga gak pernah meninggalkan teman pertamaku yaitu komik meski waktu mulai banyak tersita setelah aku memiliki teman-teman ini. Asal lo tau, entah kenapa gue dapet temen ni adalah gerombolan anak nakal tapi beriman dan berbakti pada wali kelas, biang rame nya kelas, meskipun bukan gang cendikiawan. Tau kan maksud gue, gang yang membuat kelas menjadi hidup dengan segala tingkah bodohnya, dengan kata lain adalah jiwa dari kelas itu sendiri.
OK long story short, suatu ketika temen gue pernah nanya ke gue,
“Kon kok gak gelem golek pacar se?”
Ini merupakan pertanyaan baru buat gue, tau sendiri kan. Dan dengan songong dan angkuhnya gue jawab aja
“Jodo wis ono sing ngatur, gak usa digoleki engkok lak moro dewe hehehe..”
Enteng dan tanpa beban gue jawab itu. Gue gak sadar kalo Tuhan gak pernah tidur dan selalu mendengar permintaan umatnya
Hingga pada suatu hari, salah satu temen cewe sekelas gue, yang duduk di pojok depan deket pintu keluar kelas, gak sengaja gue lihat dia nangis. Dia bukan cewek populer, seenggaknya buat gue, tapi pernah denger2 juga dia sering jadi perebutan kakak kelas. Tapi selama ini gue gak pernah ambil pusing sih. Semenjak hari itu, entah kenapa gue jadi memperhatikan dia, entah sekali dua kali pasti gue sempet sempetin mencuri pandang.  Dan akhirnya dapat informasi dari mulut mulut yang bergoyang di kelas, bahwa dia abis diputusin sama pacarnya yang kakak kelas atau semacam itu lah. Gue juga gak ambil pusing sih, tp yang jelas semenjak hari itu gue selalu menyempatkan diri buat curi curi pandang hehehe.
Hari yang panas, pengen mandi, gayung pun bersambut, jadilah dia join di gang gue, jadi kemana mana hang out dia selalu ikut. Karena awalnya sohib dia udah masuk gang gue dulu, dan setelah insiden itu, setelah dia punya banyak waktu buat dia dan temen sekelasnya, masuklah dia di gang gue. Gue cuma cengengesan aja dalam hati. Dan saat itu belum ada yang tau tentang perubahan perasaan gue ke dia, dan karena gue juga belum memahami konsep curhat pada masa itu.
Hari hari berganti, semakin banyak acara hang out yang diacarain sama gang gue, dan semakin sering pula kita semua jalan bareng. Perasaan gue semakin kuat sama dia, dan pada suatu titik, gue yakin dan bilang sama diri gue sendiri
“OK. Gue suka sama ni cewek.”
Oh iya, setelah cukup banyak kita rasan rasan tentang cewek ini belum kenalan kita. Nama cewek ini adalah Ayu Novia Irmayanti, thats why, inisial yang lu kasih mengena banget cuy. Ok lanjut, semakin banyak waktu yang gue dan temen temen gue abisin, semakin terbuka kita sama lain. Semakin banyak hal yang kita share satu sama lain, yang awalnya cuma basa basi sekarang jadi lebih pribadi. Ya udah karena kita hang out juga udah lumayan lama, dan yang lain juga sudah berbagi, dan yang jelas gue udah mastiin gak ada seorangpun di gang gue yang tertarik sama Ayu, karena kalo ada jalan hidup gue bakal lain dari yang sekarang, ceritalah gue tentang apa yang gue rasain sama Ayu. Tanggapan temen temen gue sih ya OK, it’s normal, lanjutin aja. Dan sejak hari itu kegiatan hang out kita menjadi modus untuk melancarkan kegiatan PDKT gue sama Ayu. Mulai pembagian jatah jemput, pasangan bonceng motor, dan siapa yang ngembaliin dia ke rumah setelah hang out. Acara mulai wasting time menunggu waktu pelajaran tambahan setelah pulang sekolah, sampe yang niat banget rekreasi ke pantai.
Waktu berlalu, makin lancar juga komunikasi antara gue sama dia. Banyak juga waktu yang kita habisin buat hang out berdua mulai acara keluar sampe main ke rumah dia dan semua dilakukan dengan usaha yang tidak terlalu ngoyo. Gue ajak, dia langsung OK, langsung cabut kita. Dan FYI ya, dulu handphone masih barang mewah dan gue gak punya handphone, jadi buat janjian di weekend, hari Jumat di sekolah semua harus sudah fix sampe ke runddown acara dan detail teknisnya.
Dan mendekati waktu UAN, gue memutuskan untuk nembak, setelah beberapa minggu gue konsultasi dengan temen temen cowok gue tentunya. Dan karena gue masih bloon masalah beginian, gue masih berpikir bahwa momen yang tepat akan datang dan jadilah gue selalu menunda dengan pikiran masih ada hari esok lah ini lah itu lah... selalu begitu sampe setelah UAN selesai. Gue berpikir masih banyak kesempatan yang ada buat gue sama dia jalan, nembak bisa ntar aja karena gue selalu menunggu momen yang tepat. Masuklah sekarang masa masa SPMB, gue masih keukeuh kalo masih ada waktu dan kesempatan, gue mau fokus sama SPMB gue dulu baru ntar masalah gue sama dia. SPMB selesai, masuklah sekarang masa pengambilan STTB di sekolah, setelah masa berhari-hari-gue-di-bego-begoin-karena-gak-nembak-nembak gue putuskan
“Besok, pas pengambilan STTB di sekolah, gue akan nembak dia.”
Besok pun datang, gue udah bilang sama temen gang yang lain, dan yang lain pun sudah mensetting gimana caranya cuma tinggal kita berdua. Waktu yang gue tunggu tiba, ini hal paling bikin gue deg-degan sepanjang hidup gue, masa menunggu pengumuman kelulusan UAN gak ada apa-apanya. Karena sekolah juga sepi karena itungannya emang bukan hari aktif sekolah, gue bawalah dia ke masjid sekolah dimana tempat itu sepi, dan juga salah satu tempat paling recommended buat nembak cewek semasa gue SMA dulu. Setelah beberapa menit wasting time basa basi, akhirnya datang momen gue mau nembak. Karena posisi masjid ada di bagian luar sekolah jadi kita bisa melihat ke gerbang keluar sekolah dan juga lalu lintas kendaraan di luar sekolah.
Nah.... gue skip sampe gue udah menapai punch line gue ni
“Yu, aku mau ngomong sesuatu ni..”,
dengan keringat mengucur deras dan hati deg degan Naudzubillah,  gue ngomong dengan terbata bata
“Hm..”,
entah kenapa hari itu dia gak banyak ngomong seakan akan dia tau gue mau ngomong apa, tapi itupun baru gue sadari beberapa tahun setelah kejadian ini.
“Asline, aku iki...”, belum sempet gue selesai ngomong tiba tiba dia memotong perkataan gue dan ngomong
“Eh... sebentar ya dut...”,
sambil langsung ngeloyor pergi meninggalkan ku sendirian, dan berjalan ke gerbang keluar sekolah, menemui seorang cowok yang baru datang di depan gerbang, dan gue yakin itu bukan kakaknya. Karena kakaknya cewek dan yang datang itu cowok. Dengan gaya melepas helm fullface yang paling keren di masa itu, Ayu lalu ngobrol dengan pria, yang kelak jadi pacar dan pendamping hidupnya saat ini. Dan dari cara ngobrolnya dia keliatan udah lama kenal dan keliatan akrab banget.
Gue diem, melongo tolol gitu, dan karena tingkat kebegoan gue semakin akut gue berusaha memahami apa yang barusan terjadi, logika gue jalan dikit dikit tapi lemot banget, beberapa menit kemudian barulah gue menyadari informasi apa yang berusaha dikirim sama otak gue dari tadi. Akhirnya, meskipun udah telat banget, gue sadar apa yang sedang terjadi. Gue kalut, tembok masjid yang dari tadi gak ngapa-ngapain gue tonjok, tangan gue moncrot berdarah darah, sumpah sakit banget, tapi thats not the point. Gue akhirnya langsung cabut bawa motor gue ninggalin mereka. Entah gimana ceritanya, gue juga gak inget, gue sampai di rumah temen gue, dan ceritalah gua tentang yang barusan gue alami. Gak banyak yang gue inget apa yang temen gue katakan ke gue, gue cuma iya iya aja, dan akhirnya gue pulang ke rumah dengan galau.
Beberapa hari galau, tiba tiba temen gue ke rumah ngajak hang out, setelah dipaksa demikian rupa akhirnya gua pergi sama dia, buat nongkrong aja sama temen temen yang lain. Dan sudah sampai di tempat tujuan ternyata disitu ada sohib e Ayu. Belum juga gue duduk, dia sudah nyamperin gue dan ngomong
“Arek arek wis crito nang aku Dut”,
Gue cuma nanggepi
“hmm OK..”,
“Ya ampun, kenopo gak ngomong aku lek kowe seneng Ayu, lek aku ngerti kan aku iso ngewangi”, dia terus nyerocos tentang bodohnya aku yang gak ngomong dia sampai beberapa menit ke depan. Dan di akhir, sebuah informasi yang akan aku sesali hingga sekarang karena kau telah mendengarnya
“Aku arep ngomong opo sing aku ngerti ae yo, Ayu mari ditembak Prima Sabtu wingi”,
FYI lagi, pengambilan STTB dan kejadian gue berkelahi sama tembok adalah hari Senin, cuma beda dua hari saat Ayu ditembak. Mungkin ini hal biasa buat orang yang sudah mengenal pacaran atau lawan jenis, tapi bagi gue yang baru pertama kali ngrasain ini, ini merupakan pukulan yang cukup telak buat gue.
Dan informasi yang lain dari sohib e Ayu ini serasa sayup sayup dan ilang ilangan, tapi inti yang masih gue inget adalah Ayu tahu kalo gue suka sama dia, dia menunggu gue ngomong suka sama dia tapi Ayu menganggap gue kagak ada progress yang berarti, dia masih menunggu, dan datanglah pria lain yang tanpa pikir panjang nembak dia, karena dia menganggap gue kagak ada progress yang berarti yang dia artikan gue kagak serius, jadilah dia menerima pria lain yang baru dia kenal hasil comblangan emen temen dia yang lain tapi berani ngomong suka sama dia. Voila, pikiran gue ngeblank saat itu, dan gue gak ngerti kudu ngapain lagi. Sejak hari itu, cuma ada beberapa kali lagi kesempatan gang gue hang out dan gue bisa ketemu Ayu, dan tiap kali ketemu sikap gue selalu random, jadi kayak orang bego, karena gue gak tau musti gimana pas ketemu dia. Tapi yang jelas gak ada komunikasi yang berarti antara gue sama dia.
Yang bikin kena banget ke gua dan yang bikin gue masih attach banget sama Ayu adalah gue masih belum dapet kesempatan buat ngomong ke dia tentang apa yang gue rasain ke dia. Gue masih memegang erat pikiran ini di otak gue, gue masih keukeuh kalo momen itu belum selesai dan harus di tuntaskan. Beberapa kesempatan yang ada buat gue ketemu dia pas masa kuliah, gue terlalu sibuk menjadi orang dia suka dan membuat suasana yang bikin dia gak ilfill sama gue. Gue terlalu fokus sama detail detail kecil yang seharusnya tidak begitu penting tapi malah menyita banyak waktu dan pikiran yang seharusnya bisa gue manfaatin buat ngomong sesuatu.
Tahun pun berlalu, gue udah gak dapat update apaun tentang Ayu, gue cuma dapat kabar sedikit  sedikit kalo pacarnya posesif banget sama Ayu, gak ngebolehin hang out bareng temen temen SMA nya lagi, kemana kemana harus di anter. Cuma informasi informasi macam itu yang gue dapet dari temen temen SMA gue. Entah apa yang ada dipikiran gue saat itu, gue mikir buat cari pelarian dengan harapan bisa nglupain Ayu, tapi mungkin itulah salah gue karena gue udah memulai hubungan dengan niat yang gak baik. Dan suatu ketika, lagi jaman jamannya chatting YM, gue dapat kontaknya lagi. Saat itu Ayu kerja di Dynasis, semacam agen pulsa skala besar gitu, kantornya ada di komplek perumahan loe kalo loe pernah tau, pokoknya setelah masuk dari Soecorn sebelum kita belok kanan masuk ke  arah rumah loe, kantornya ada di suatu tempat di situ, tapi kayaknya sekarang udah gak ada lagi, karena sesekali pas ke rumah loe gue juga ngecek ternyata udah berubah fungsi menjadi rumah tinggal kayaknya.
Di dunia chatting dimana kita gak harus ketemu muka, semua begitu smooth hingga pada suatu waktu pacar gue saat itu diem diem mulai utek2 account YM gue. Long story short lagi, pacar gue saat itu bisa dapet nomer Ayu dan mengancam untuk menjauhi kehidupan gue dan jangan ganggu2 gue lagi, tanpa gue ketahui. Hari hari berikutnya Ayu susah banget d YM, gak pernah bales, balespun seadanya hingga akhirnya gue dapat info dari sohibnya kalau si Ayu diancam sama pacar gue. Udah deh, mulai lah drama gue-mutusin-pacar-gue-yang–psiko, karena semakin kesini pacar gue ini semakin gak beres, semakin gue menghindar dia udah mulai berani ngancem adik gue kalo gak ngasi tau kemane gue pergi, bahkan yang paling parah pernah ngancem ortu gue, udah  gue yakin kalo ni cewek udah gak bener, dan setelah perjuangan panjang akhirnya gue berhasil lepas dari dia. Dan setahun pun berlalu.
Informasi terakhir gue cuma tahu kalo Ayu udah gak mau lagi ketemu gue, dia gak mau lagi berurusan lagi sama gue karena gak mau insiden serupa terulang. Ya sudah gue lewati hari hari gue dengan galau. Sampe akhirnya gue ketemu si R. Gue pengen si R jadi yang terakhir, dan roman romannya waktu itu emang bisa jadi yang terakhir. Karena udah lost contact sama Ayu, dan kalopun nemu, dia juga gak mau berhubungan sama gue ya sudah dengan berat hati gue putusin aja jalanin semua bareng si R. Semua berjalan mulus saat itu sampe akhirnya gue ketrima di Unilever, gue pindah ke Jawa Tengah.
Dengan segala kesibukan gue, si R maunya gue selalu ada waktu dengan dia, dia gak mau tahu kesibukan gue. Dan R adalah salah satu alasan gue resign dari Unilever, hal ini Cuma loe yang tau. Sepanjang gue menjadi pengangguran dan berusaha mencari tempat kerja yang deket deket aja semua berjalan baik. Sampe akhirnya gue ketrima diperusahaan gue sekarang. Dan akhirnya gue dipindah ke Bekasi, si R masih nuntut gue harus selalu punya punya waktu buat dia. Beberapa kali gue pulang buat ketemu gue berusaha untuk mencari jalan terbaik buat kita berdua, tapi yang jelas dia gak mau pisah. Oke, gue putusin untuk lanjut, dan gue udah janji biar masalah kayak ginian gak terulang lagi, gue mau lamar aja dia sekalian dan kita nikah pas gue udah diangkat jadi pegawai tetap. Selalu ada berjuta alasan dia gak mau gue lamar, tapi gue selalu posistif tentang alasan yang dia kasih. Gue juga udah pernah ngomong kalo gue gak mau nglanjutin hubungan kalo salah satu dari kita harus berkorban, harus berubah jadi orang lain, ato salah satu kita jadi gak nyaman. Tapi si R selalu menepis semua alasanku dan keukeuh untuk selalu sama sama gue. Orang tua kita juga udah pernah ketemu tapi tidak ada pembicaraan penting, seenggaknya itu informasi dari adik gue karena saat itu gue juga kagak ikut. Orang tua gue udah nawarin apa sekalian dilamarin, tapi karena gak ada lampu ijo dai si R gue bilang jangan. Sampe akhirnya dia lulus dan dapat kerja di tempat sekarang. Dan saat dia pelatihan di Bandung, gue bela bela in ke sana buat ketemu dan kita jalan bareng, kita lewati malam itu dengan jalan bareng. Karena ada desakan dari orang tua buat memperjelas hubungan kita, akhirnya gue tanyain ke dia mau dibawa kemana hubungan kita. Dan akhinya muncullah pernyataan ini dari mulut si R
“Aku sekarang sudah punya kesibukan, dan aku takut gak bisa menjadi yang kamu pengen, aku gak mau kita saling menyakiti, lebih baik kita jalan sendiri sendiri aja sekarang”,
What a nice play, saat gue sudah meyakinkan diri sama dia, saat gue sudah memantapkan tujuan hidupku buat dia, saat gua meyakinkan diri bahwa dia adalah pilihan yang tepat buat gue, itulah jawaban yang gue dapet dari dia. Ya sudah, lagipula semenjak muncul masalah dan gue udah pengen mengakhiri hubungan kita dulu, gue udah menyatakan aku gak mau menahan seseorang yang kepengen pergi. Jadilah gue mengakhiri hubungan gue sama R. Dan hingga tulisan ini dibuat, gue belum ngomong sama orang tua gue tentang hubungan gue sama si R.
Keputusan yang besar memang harus melepas dia, tapi gue meyakinkan kalo semua baik baik saja. Dan saat gue masih di tahap recovery ada contact BBM yang nge-invite gue. Gak ada namanya, gue approve aja.
Masih melekat dipikiran gue, suatu saat pasti datang waktu Ayu akan menikah, siapkah gue saat waktu itu datang? Apa yang akan gue lakukan saat waktu itu datang? Itu hal yang selalu menghantui hari hari gue. Tapi aku tak punya kuasa akan segalanya, gue dapat info dari adik gue kalo ada undangan datang di rumah, dan itu undangan dari Ayu. Mendadak berhenti jantung gue pas dapat info itu. Gak lama sohib e Ayu juga BBM ngasi tau informasi ini, dan nanya gue bisa datang apa nggak. Dengan segala basi basi yang gue bisa gue ladenin dah. Gue cuma bisa ngomong dalam hati,
“Kalopun gue di rumah, lu pikir gue sanggup dateng”,
Gak ngerti lagi gue kudu gimana, dan beberapa hari kemudian, contact BBM yang gue sempet bahas sedikit tadi tadi muncul, namanya jadi Ayu Novia, dan nyapa gue duluan. Gue baca pas gue baru nyampe kos sepulang kerja. Jantung gue berhenti mendadak, dan sedetik kemudian langsung berdegup kencang, antara deg degan takut antusias bingung, perasaan yang persis sama saat gue ketemu dia. Yang masih buat kepikiran adalah BBM dia berbunyi kurang lebih seperti ini
“.....
maaf ya duta
tapi aku harus ngasi tau ini
aku dari rumahmu
nganter undangan
tapi cuman ketemu orang tua mu
aku udah tau semua dari orang tuamu
.....”,
Apa coba maksudnya?? Gue belum cerita sama siapapun selain elo.
Dengan segala nyali dan logika yang bisa gue kumpulkan saat itu gue berusaha untuk stay cool dan tidak merusak suasana, tapi yang jelas untuk menulis “selamat menikah dan semoga bahagia” bener bener hal yang berat buat gue, tangan gue masih mengalami tremor dan keringat dingin selama BBMan sama dia setelah sekian lama. Dan malam itu pun selesai, karena gue gak ada tempat buat mencurahkan semuanya, jadilah gue nyampah di medsos. Dan buang buang duit ke teather, ngidol, dan event kemaren. I’m totally broke right now dude.
Contact BBM maupun nomer HP dia udah gue hapus, account facebook punya gue udah gue hapus, gue juga keluar dari grup chat SMA gue. Semua demi bisa move on, setidaknya itu pikiran gue.
Sampai sekarang masih banyak pertanyaan dan penyesalan yang gue rasain. Gue masih ngerasa ini masih belum selesai. Entah gue ini keras kepala atau idiot. Gue coba curhat ke temen gue jaman kuliah dulu, gak ada yang suport, cuma Wanted yang bisa ngangkat gue, tp gak efektif karena cuma lewat WA. Bukan cerita yang menghibur memang, apalagi tokoh utamanya gesrek mentok.
But that’s my story, I’m still missing some blurry detail in here and there but I hope it already sum up everything.
Thank You.
Share: