20150427

Kenapa Susu Harus Disebut Susu



 Jurina Matsui, because with her double-wink, your argument is invalid

Pada suatu ketika, temenku melontarkan pertanyaan padaku

 “Kenapa sekarang mulai nge-blog?”
Dan tentunya gak sehalus itu, dengan gaya yang lebih annoying dan lebih bikin sakit kepala nanggepinnya, dan beginilah saya menanggapinya, sekalian mau cerita-cerita lagi tentang sesuatu

Jika saja kapasitas otak yang nanya bisa selenggang ini, mungkin kurang-lebih beginilah jawabanku

Karena, hingga tulisan ini dibuat, belum ada temen dengan spesies manusia yang bisa dengan lapang dada memproses apa yang benar-benar aku maksud. Segala abnormalitas dan absurdity yang aku punya sering kali orang menyerah di tengah jalan bahkan sebelum aku selesai mencapai poin tentang apa yang aku pikirkan tentang suatu hal.

Aku biasa menanggapi suatu hal dengan jalan yang gak biasa orang lalui, mungkin dengan detail yang gak seharusnya bisa didapat dengan effort yang sama, tapi mengasyikkan sekali untuk berpikir dengan jalan lain, walaupun toh nanti endingnya akan sama, tapi it’s okay… I enjoy it… being me.

Mungkin itu kali ya alasan utama gue ngeblog, disamping gue ingin berbagi gue juga nyari tempat untuk menumpahkan semua yang ada di pikiran gue yang gak banyak orang bisa nrima dan memproses dengan baik apa ide dan pikiran-pikiran gue. Karena ada banyak hal yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata dan disampaikan ke orang lain, dan yakinlah sumpah kalau orang tidak bisa menerimanya dengan lapang dada. Dan yang terakhir adalah dokumentasi… ya ya… dokumentasi itu penting, semenjak tragedi rusakknya harddisk esternalku oleh salah seorang temanku yang tidak bertanggung jawab, gue ingin mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang menurut gue menarik. Hmm hmmm… mungkin seperti itulah.
Okelah kita kembali ngomongin susu sajah

Oh look.. boobies!!

Ehm ehm bukan sekedar susu ya, berawal dari bahasa, temen gue pernah bertanya sama gue (dan gue yakin dia lagi mabok saat itu)
“Darimana ya bahasa berasal, maksud gue, kata, kenapa susu itu disebut susu, kenapa sesuatu itu punya nama sedemikian rupa hingga kita sekarang tahu menyebut benda-benda itu?”
Padahal kita cuman ngemil gorengan dan menyruput secangkir kopi sachetan dan tak lupa menghisap sebatang rokok, bayangkan yang terjadi jika kita mengkonsumsi sesuatu yang lebih jelas kandungan gizinya, apa yang bisa kita hasilkan.

Kita gak akan membahas sejarah bahasa manusia juga si, selain gak mampu, sumpah gak minat gue bahas-bahas gituan.

One lead to another… dari banyak event yang terjadi di lingkungan gue, cletukan jenius temen gue waktu itu membuat gue berpikir (set dah aah..), pasti ada maksud dan tujuan sesuatu itu disebut sesuatu, begitu juga masa lalu.

Hmm masa lalu, gue jadi inget Kung Fu Panda , naah... deket amat ya, tapi serius  gue jadi teringat sama film ini, bukan dari karakter utamanya, tapi dari pemeran pendukungnya, yaitu Master Oogway, si kakek kura-kura ini, buat ukuran karakter rekaan manusia, ni something is so fucking wise, begini quote dari si master satu ini

 
Oh yeah instead of Mister Oogway, I give you Jurina Matsui in Conan Edogawa outfit, your argument is invalid


 "Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the "present".

Banyak kejadian yang menyangkut masa lalu terjadi di sekitarku. Gue pernah mendengar kalo ada something wrong with our society, tapi gue gak pernah ambil pusing sampe gue sendiri merasakan rasanya muka  gue ditampar, pas di muka, pake kursi, sama yang namanya kenyataan. aku memang gak pernah menutup diri dengan perubahan, tapi kenyataan yang satu ini bener-bener membuatku tercengang. Saat orang mengatakan semakin banyak kepala semakin banyak pikiran yang terjadi, tapi aku juga tidak bakal mengira bakal se-random ini.

Okeh kembali lagi perkataan si kakek-kakek kura-kura, sejarah seharusnya hal yang telah berlalu dan kita hanya bisa mengambil pelajaran dan semoga tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang sudah kita lakukan, setidaknya itu sejarah atau masa lalu menurut  gue. Dari sekian peristiwa yang telah gue alami selama 27 tahun terakhir, gue merasa udah full tentang tenses dan segala rumus dan persamaan tentang masa lalu ini, apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan apa yang sewajarnya dilakuakan, apa hal gak wajar yang jangan sekali sekali dilakukan dengan masa lalu. Tapi semua berubah saat negara api menyerang….. begitu katanya, tapi tak hanya negara api yang menyerang saat itu, tapi juga keputusan yang di ambil oleh orang-orang disekitarku, terutama tentang masa lalu ini, benar-benar membuatku tercengang. Bagaimana mereka menyikapi masa lalu, bagaiamana mereke berjalan bersama masa lalu mereka dan apa yang masa lalu bisa lakukan di kehidupan mereka dimasa ini.

Okelah semua bisa beralasan bahwa, kau tidak tahu masa laluku, atau berjuta alasan yang bisa kalian cari untuk mencari pembenaran atas keputusan yang anda lakukan. Tapi ini semua gue lihat dari kacamataku, kacamata yang aku pakai, kacamata sebagai media aku memandang dunia, kacamata sebagai alat menyaring apa yang bisa aku apresiasi dan apa yang tidak, apa yang menurutku layak aku nikmati dan apa yang tidak.

Tidak perlu lagi menjelaskan masa lalu macam apa yang aku sebut-sebut dari awal tulisanku ini. Ya.. masa lalu ya masa lalu, semua yang telah lewat, semua telah kalian lalui, semua yang telah pergi, semua yang ditinggalkan, semua yang hanya bisa dikenang, semua yang telah selesai, semua yang hanya akan hadir saat kalian memikirkannya. Dari sekian banyak definisi dari masa lalu, ada satu masa lalu yang mempunyai peranan besar terhadapku, mungkin tak semua orang juga mempunyai sesuatu ini sebagai masa lalu, tapi aku yakin pasti semua orang punya, baik yang sudah berhasil dimiliki dan maupun belum. Dari sekian banyak sesuatu di masa lalu, segala yang mempunyai title mantan pasti hidup di masa lalu. Kita fokuskan saja pembahasan masa lalu ini dengan sesosok yang nyeri-nyeri sedap untuk dibahas.

Ada tiga pelajaran yang bisa gue ambil dari sosok yang satu ini. Pertama, gue diberi kesempatan untuk belajar memberi dan bersabar menunggu, tanpa pamrih, tanpa memikirkan apakah akan ada timbal balik dari semua yang aku beri tanpa ada kepastian akan apa yang kutunggu, which is idiot, tapi mama bilang nggak kotor nggak belajar, dan aku yakin akan ada manfaat nanti di kemudian hari.

 
Yeah it's still Jurina Matsui, terima saja, your argument is still invalid


Kedua, belajar berhati-hati, tak semua yang indah akan berakhir indah, semua orang mempunyai lebih dari dua topeng untuk berhadapan dengan orang lain. Dan orang tidak akan pernah menunjukkan wajah aslinya saat dia didepan umum. Peran penilaian orang lain masih dipegang teguh oleh pemuda masa kini dalam memutuskan mereka akan berakting sebagai apa di muka umum. Kita pun akhirnya akan belajar akting secara otodidak untuk memenuhi kepuasan orang lain. Dan akhirnya mereka akan menekan sifat asli mereka, dan apa jadinya jika sesuatu tertekan, maka timbullah potensi untuk meledak. Bukan udara yang membuat balon meledak, bukan isi dari makanan kaleng yang meledak saat dimasukkan microwave, bukan juga gas elpiji yang meledak saat tabung gas meledak. Yang meledak adalah wadahnya sodara-sodara, dan sungguh beruntung sekali kita karena kita dikemas dalam wadah yang tidak cukup kuat untuk menampung rasa yang bisa berkembang unlimited kaya paketan internet kartu GSM. Hati-hati. Know your limit. Mind the other people limit. Because everybody has their own limit. Anda melupakannya, BOOM!

 
Why Jurina Matsui you ask?? because why not



Ketiga, jangan berlebih. Jangan memberi berlebih, jangan memutuskan berlebih, jangan merencanakan berlebih, jangan mengharap berlebih, jangan memberi informasi berlebih, jangan berlebihan aja pokoknya. Biasa aja, toh tidak ada jaminan juga orang yang kalian banggakan akan terus membanggakan, orang yang kalian sayangi akan terus menyayangi,  orang yang kalian rencanakan akan always stick to your plan, hati manusia mah tidak akan berjalan seperti roda bung, mereka akan berjalan random sesuai arah angin dan suhu matahari dan mood anjing untuk poop. Random. Saat kalian sudah berani berlebih, pastikan kadar berlebihan kalian sama dengan pasangan, agar saat ada yang kecewa rasa kecewanya sama. Karena kalian yang menjalani berdua masak cuma seorang yang nyesek, itu mah gak beda ama begal, pembegal happy kalian nyesek. Gimana caranya? Gak ada caranya. Karena semua hanya berpegang pada status, dan janji, janji seorang manusia lagi aduuh, kaya beloknya bajay, hanya supir bajay sama Tuhan yang tahu.

 
Why it's still Jurina Matsui? Because I can and why not, and your argument is not even exist



Bisa ditarik kesimpulan apa haiyoo… yup, semua selesai, semua berakhir, kita memutuskan untuk pergi, dan kita seharusnya cuma bisa belajar agar kedepan kita gak gitu-gitu lagi dan gak gini-gini amat. Yang sudah ya sudah, yang lewat biar lewat. Ohoo… tapi nggak dengan orang-orang disekitar gue, nggak men.. BIG NO NOO! N fucking O, NO… mereka terus memproses masa lalu, mereka masih melibatkan masa lalu, dan mereka masih berhubungan dengan masa lalu, dan kayaknya hidup mereka emang gak berat-berat amat, tapi entahlah, ini yang gua lihat dari kacamata gue…

 Dan sehubungan dengan itu, dan menganggu banget di pikiran gue, baru-baru ini temen gue tiba-tiba whatsapp gitu

 “mas, mantanku hubungi aku dong ngajak ketemuan...”
Ya kurang lebih kayak gitu lah isi pesan singkat dia, kalo gue…. Kalo gue ni, ini kalau gue, settingan otomatis di otak gue pasti akan meng-ignore semua yang mengandung kata mantan. Ini seperti memberi pertanyaan tentang 2+2 ke random people on street, it just like helloo, everybody know the answer and you still dare to ask that. Tapi jalan apa yang dia ambil untuk pertanyaan sesimple itu hohoho.. it will blow your fucking mind if you are with me, dia proses itu penawaran yang jelas-jelas kalo apapun ditambah mantan hasilnya adaah tidak. Dan apa yang jawaban yang dia berikan saat gue coba ngasi penjelasan tentang hal as simple as that..

“tapi aku kan pengen sillaturahmi..”
Bahkan sebelum anda menyelesaikan your bullshit excuse, aku berani dengan lantang bilang bahwa itu hanya bullshityou got it!? NO!? ee’ banteng, still not, TAI!! Come on no offense ya, ini yang terlihat di kacamata gue ya, santai aja bacanya, ini alasan paling tai yang pernah gue baca, bahkan sebelum gue tau alasan sebenernya, dan akan lebih tai lagi saat gue tau alasan sebenarnya, but we get to that later. OK lanjut deh, eeemm apa lagi yaa , gue sampe speechless  mau ngomentari lagi masalah ini. Untuk ukuran manusia normal yang telah mengemban bangku pendidikan lebih dari 12 tahun, harusnya sudah diluar kepala buat memproses beginian, tapi ya sudahlah ya, kita bahas saja biar ada bahan. Normalnya, kalo menurut gue, sudahlah gak perlu diproses, lebih menguras energi buat mikir bulan ini gajian tepat waktu enggak, kan kan kan…. Daripada ginian, it’s the stupidest thing I ever heard. Dan lebih bullshit lagi, ternyata masih ada lanjutan dari the-most-dumb-excuse dia atas, dengan sedikit pembelaan tentunya, dan tentu saja tentu saja alasan nonsense lainnya, begini lanjutannya

 “ya aku pengennya sillaturahmi, kalo dia nggak, ya tauu deh, bukan urusanku, yang penting niatku baik..”

 Lah kan tai…

Or somethinglike that laah. Gue gak inget pasti kata per katanya, yang penting maknanya sampe deh. Anda merusak makna sillaturahmi yang sebenarnya, dengan alasan ee’ yang sangat murahan sekali, you smarter than this girl… come on, you not spend your 12 years on school for nothing right? Makna sillaturahmi sebenernya itu baik tau, saat kedua belah sama-sama ingin menyambung tali sillaturahmi, dengan niat tulus, agar hubungan yang baik ini tidak putus. Tapi… tapi.. tapi… saat salah satu pihak hanya ingin jualan ikan atau bahasa inggrisnya selfish, anda menodai makna suci dari sillaturahmi. Bukan hanya anda gak mendapat barokah dari sillaturahmi itu sendiri, anda juga mendustakan ritual suci untuk menyambung tali persaudaraan dengan alasan busuk dan sampah yang anda utarakan.Gak perlu jadi ustad yang rajin ngasi ceramah dari masjid ke masjid buat ngertiin hal beginian. Dan urusan mantan-mantanan ini bukan hal yang sulit sebenernya menurut gue ya, gak perlu dipertimbangkan, gak perlu dipikir, udah jelas jawabannya apa kan. But BIG NO for them, it’s not normal, gue semakin meragukan tingkat kenormalan komunitas masyarakat cerdas  bangsa masa kini. But pikirkan sekali lagi, it’s must be something wrong, with you, I don’t know, you tell me.

Ada sebuah anomaly lagi si sebenernya, tapi gue gak bisa cerita banyak tentang yang satu ini, energi gue abis buat bahas masalah di atas. Oke jadi gini ceritanya, dia masih berhubungan yang baik dengan orang tua mantannya, okelah kalau hanya dengan orang tuanya, tapi sering kali masih menganggap pusing saat komponen mantan ikut dalam sebuah hubungan baik dengan orang tua. Lagi-lagi niat suci untuk menyambung sillaturahmi anda nodai oleh niat sampah itu. Come on, you have so many free time, make yourself more usefull guys. Nggak sulit buat menyudahi hubungan yang sudah berakhir, tapi sekali lagi BIG NO for them.. lagi-lagi niat suci sillaturahmi anda jadikan kambing hitam untuk “pamer” tentang keadaan anda saat ini. Karena sampe pada poin anda menyusun jadwal, menyisihkan materi, bahkan membuat skenario pertemuan, it’s not a healthy relationship you know. But meeh… who am I? Daku mah apa atuh, kurang lebih begitu lah

Sebenernya gak ada yang salah si dengan yang kalian lakukan, toh itu hidup kalian sendiri, meskipun kalian tau dengan jelas resiko apa yang terjadi jika ngambil jalan itu. Tapi ya gitu, kalian lebih memilih untuk pura-pura tidak tahu, sumpah gue mikir hidup mereka enteng banget gak ada beban. Nothing is wrong, at least for you, but still… aku merasa gak puas dengan ini, dan gue merasa ada yang salah dengan sistem di masyarakat kita sekarang, atau paling tidak di lingkungan gue saat ini. It’s itchy you know… and nobody backed me up in here.  Rasanya kaya gatel di blind spot punggung sebelah atas tau, gatel tapi sulit di garuk, dan rasanya anoyying banget.

Just as simple as let it go guys. OK gue juga butuh waktu buat move on, tapi perasaan dulu momen –momen  move on adalah saat kita siap membuang segala sesuatu yang bisa mengingatkan tentang mantan, tapi sepertinya hal ini sudah berlaku lagi, dan karena cuma gue yang merasa aneh disini, jadi gue yang salah, gue yang aneh, pikiran gue yang nyleneh, gue yang gak bisamemahami jalan pikiran anak muda harapan bangsa masa kini.

Semuanya pasti punya alasan, bahkan tai pun punya alasan disebut tai, kenapa susu disebut susu, bahkan hal sepenting masa lalu pun kenapa disebut masa lalu, it’s gotta be something… lalu…

PS : ini bukan tentang like or dislike, ini hanya hal yang masih berkecamuk di pikiran gue, dan agaknya tulisan ini membuatku sedikit lega, no offense
Share:

20150416

Pembenaran Sebelum Meng-Kita-kan Aku dan Kamu


Aku?

Aku. Seseorang yang sedang menikmati kebebasannya. Setelah semua upaya yang telah dilakukan untuk bertahan. Setelah semua daya upaya untuk menyiasati kejenuhan. Setelah semua rencana dikemas dengan sedemikian rupa untuknya. Seseorang yang sedang menjalani semuanya dengan santai. Seseorang yang diam-diam memendam sedikit rasa dengan teman. Seseorang yang mudah sekali jatuh cinta pun dia dengan begitu cepat larut dalam keputusasaan. Seorang yang gak pandai berencana kedepan, lebih menikmati apa yang ada sekarang dan kemauan yang teramat sangat kurang untuk maju. Seseorang yang sangat negatif menilai dirinya. Seseorang yang mudah terbakar energinya dengna pujian.

Selain kegesrekan otak yang sudah memasuki stadium akut, tidak suka kesendirian namun disaat yang bersamaan juga memebenci keramaian. Menikmati dunia dari sudut pandang orag ketiga. Punya dunia sendiri, dan merasa canggung dengan dunia baru. Kemampuan adaptasi yang sangat rendah dengan lingkugan baru.

Begitu banyak warna dalam dirinya, namun mendadak kelabu dan suram saat ditanya warna apa yang sedang menari saat ini.

Aku bukan orang yang menarik. Berusaha menumbuhkan cinta hanya sekedar untuk memenuhi utang budi kepada orang yang memberi utang yang tak terbayar padaku. Beban yang secara tak langsung dijatuhkan dipundakku.

Aku mah orangnya gitu, kalo kamu? Shine bright like a diamond

Serius, tapi akan muak saat orang disekitarnya juga serius. Suka bercanda, namun akan gelisah saaat semua mulai berpaling darinya. Sangat mudah menilai orang lain, namun murka saat orang lain menilai diri sendiri. Pandai memainkan emosi, namun sangat mudah ditebak apa yang dirasakan saat itu. Pendengar yang baik, namun sulit mengatakan apa yang sedang dirasa. Benci di depan, tidak suka di samping, apalagi mengawasi di belakang, sangat menikmati saat berada ditengah, bersama yang lain, merasa aman saat ada orang lain disekitar. Menikmati kehadiran seseorang dan tidak berharap interaksi dengan yang lain.

Ingin segera menemukan seseorang untuk menampung segala imajinasi tak lazim yang dimilikinya. Sekedar untuk berpuas diri. Namun tidak mau beranjak mau. Mungkin belum. Mungkin juga tak akan.

Entahlah apa yang akan terjadi esok. Hanya menikmati keadaan yang nyaman sekarng.

Kamu?

Kamu. Sosok yang menyambut kedatanganku. Di tempat yang orang lain tidak akan mengira, karena ornag normal tidak akan berpikir akan berakhir ditempat seperti itu. Tempat para pencari. Mungkin.

Sosok yang selalu ada saat dibutuhkan saat kepala terasa penuh, jemari terasa gatal, saat mulut ingin berucap, saat ingin berbagi, saat ingin memberi. Tak ada keluh, selalu menerima dan membalas dengan pas apa yang kuberi. Mungkin.

Sosok itu hanya mungkin. Mungkin. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya sosok itu rasakan.

Kadang seakan memberi umpan untuk disambut. Mungkin.

Sosok itu hanya bisa kunilai dengan mungkin. Karena hanya mungkinlah jarak teredekatku dengannya. Sosok yang tidak pernah memberi penolakan atas semua respon yang kuberi. Sekali lagi mungkin. Mungkin.

Ada apa dengan status?

Status. Bahkan saat sendirian pun kita masih membutuhkan sesuatu ini. Semua berjuang demi status. Sebuah level yang harus dicapai. Bahkan bisa juga jaminan atas keberadaannya. Sebuah tempat mereka berdiri untuk dilihat orang lain. Sebuah pegangan untuk maju. Sebuah pegangan untuk terus berjalan.

Semua rela berjuang untuk bisa mencapai level ini. Pun ada juga yang begitu cintanya dengan apa yang dikerjakan sampai level hanyalah sebuah bonus atas kecintaannya atas apa yang dia telah lakukan. Karena dengan level ini akan datang semua fasilitas dan juga pengakuan dari orang lain akan keberadaan dirinya. Hanya pengakuan dari orang dengan posisi struktural lebih tinggi darinya, agar orang lain tau diana keberadaannya.

Jaminan yang ingin dicapai untuk kehidupan di masa depan yang tidak menentu. Jaminan atas pilihan yang akan datang. Jaminan atas kepastian langkah yang diambil. Jaminan atas segala keptusan yang diambil. Untuk dirinya maupun orang-orang yang mereka cintai. Suatu perjanjian antara dua orang untuk kepastian satu orang.

Pegangan untuk tetap melangkah ke satu tujuan. Bahkan sesuatu yang absurd pun butuh pegangan. Terutama pasangan. Bahkan saat tidak ada kejelasan, asal status sudah ditetapkan bersama, mau kekasih, kakak-adek, om-ponakan, asal jelas mereka akan rela menjadikan itu pegangan untuk melangkah maju.

Apa yang sama? Hanya sesuatu yang disepakati bersama. Untuk dipegang. Sebagai acuan untuk melangkah.

Hubungan aku dan kamu?

Ribet juga ya bicara pake bahasa berat, yang harus disamarkan maksud aslinya agar masuk rima hehehehehe…. Salut juga untuk para penggubah sastra, gokil banget. Banyak kata yang bisa mereka rangkai untuk menyampaikan maksud mereka. Karena apa yang dirasa seseorang adalah unik, dan kata-kata yang sudah ditemukan oleh umat manusia saat ini tidak akan bisa menggambarkan secara spesifik apa yang dirasakan seseorang.

Dari beberapa paragraf penuh nonsense dan ee’banteng di atas, sudah ada aku, kamu dan status.
Lalu bagaimana saat semua bergabung menjadi satu menjadi sosok megazord bernama Hubungan-Pria-dan-Wanita-Dewasa? Beginilah apa yang aku rasakan.

Kata move on akan sering dipakai orang disekitarku unutk menggambarkan keadaanku saat ini

“kamu belum bisa move on?”

Atau yang intinya semacam semacam itu dengan berjuta kombinasi kata yang akan dilontarkan padaku.

Gue udah move on, atau untuk lebih spesifiknya I’m moving on, gak semua orang kali akan mengambil jalan yang sama untuk meninggalkan masa lalu. Dan kalo emang move on semudah itu gue yakin itu bukan cinta yang sebenarnya. Karena sulit dilupakan dan melekat dalam di hatilah makanya disebut cinta.

  Yakin kamu mau move on dari aku?? Aa' mah rela stuck disini sama kamu > <

Aku sudah muak dengan cinta, setidaknya hingga tulisan ini dibuat. Toh belum terbukti (setidaknya olehku saat ini) kalau perjuangan tulus dan pengorbanan dan segala pengertian yang sudah kuberikan akan dibalas setimpal. Sekuat-kuatnya gue menunggu juga endingnya bakal sakit sendiri. Seikhlas-ikhlasnya aku mencintai belum tentu akan dibalas dengan besaran yang sama. Dan akhirnya hanya aku sendiri disini memandang bego ke arah bulan tersakit-sakit menunggu dan bersabar hingga keajaiban mimpiku akan terwujud. I’m moving on man!

Dan keadaan sekarang, keadaan yang tanpa ikatan. Keadaan dimana aku bebas memberi perhatian. Keadaan aku bebas menjauh saat dibuthkan. Keadaan bebas kuberi seperlunya dan aku akan mendapat berapapun yang kau beri. Tanpa tanggung jawab, tanpa tekanan, tanpa paksaan.

Nyaman. Nyaman ini yang sedang aku rasakan baik-baik. Nyaman ini yang membuatku susah berpaling. Nyaman ini yang membuat ku betah berlama-lama denganmu. Nyaman ini yang kunikmati sepenuhnya dari singatnya waktu kita bersama. Nyaman ini yang aku tidak ingin berakhir.

Apa yang aku rasakan?

Saat harus menyebut nilai untuk posisiku saat ini, aku berani menyebut infinite. Posisi saat ini sungguh tak ternilai. Tapi aku tahu betapa sadisnya aku jika ternyata kau menunggu kejelasan dariku. Saat kau mengharapkan sesuatu yang lebih dariku. Saat kau sudah siap dengan semuanya seedangkan aku hanya bahagia dengan cukup sampai disini.
Saat ini aku sudah puas hanya dengan mendukungmu untuk terus menari mengejar mimpi

Dan saat ada kamu saat aku harus menilai, belum ada angka serta skala yang cocok untuk menggambarkan posisiku saat ini. Saat ada aku dan kamu, infinite akan menjadi undefined.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Tidak ada yang tahu. Mungkin kamu sudah punya jawaban. Tapi ini bukan sekedar pilihan ganda buatku, ini essay. Untuk menjawab aku dan kamu akan menjadi essay yang sangat panjang karena bahkan aku belum menemukan jawaban. Aku masih dengan bahagia menatap answer sheet kosong yang ada di hadapanku. Mungkin kau sudah siap dengan multiple choice mu pun aku tetep keukeuh dengan jawaban essay ku.

Dan keputusanku?

Akan ada jawaban yang pasti untuk ini. jawaban untuk multiple choice mu. Entah dengan kamu yang sekarang atau kamu yang lain. Akupun tak ingin berlama-lama dengan ketidakpastian. tapi akupun tidak bisa memastikan kamu, kamu, atau kamu. Banyak kamu yang lain dengan posisiku sekarang. Tapi aku ingin sekali lagi egois untuk soal terakhir ini.

Jawaban akan datang dan aku akan dengan lantang dan yakin akan mengatakannya.

Jawaban itu akan muncul saat ada satu jawaban pasti tentang aku. Jawaban yang pasti tentang kamu. Jawaban yang pasti tentang status. Jawaban yang pasti tentang move on. Jawaban yang pasti tentang masa depan. Jawaban yang pasti tenatng keinginan. Jawaban yang pasti tentang cita-cita. Jawaban yang pasti tentang rasa. Jawaban yang pasti…

Karena jawaban itu adalah kita.

Dan semuanya masih berlanjut hingga sekarang...


PS : postingan ini tidak ada kaitannya dengan Ratu Vienny Fitrilya, semua kejadian yang terjadi adalah yang sedang gue rasakan saat ini dan jawaban atas pertanyaan orang-orang, dan foto Viny disini? modus aja sebenernya hehe...
Share: