Jurina Matsui, because with her double-wink, your argument is invalid
Pada suatu ketika, temenku melontarkan pertanyaan
padaku
“Kenapa sekarang mulai nge-blog?”
Dan tentunya gak sehalus itu, dengan gaya yang
lebih annoying dan lebih bikin sakit kepala nanggepinnya, dan beginilah saya menanggapinya,
sekalian mau cerita-cerita lagi tentang sesuatu
Jika saja kapasitas otak yang nanya bisa selenggang
ini, mungkin kurang-lebih beginilah jawabanku
Karena, hingga tulisan ini dibuat, belum ada temen
dengan spesies manusia yang bisa dengan lapang dada memproses apa yang benar-benar aku maksud. Segala abnormalitas dan absurdity yang aku punya sering kali
orang menyerah di tengah jalan bahkan sebelum aku selesai mencapai poin tentang
apa yang aku pikirkan tentang suatu hal.
Aku biasa menanggapi suatu hal dengan jalan yang
gak biasa orang lalui, mungkin dengan detail yang gak seharusnya bisa didapat
dengan effort yang sama, tapi mengasyikkan sekali untuk berpikir dengan jalan
lain, walaupun toh nanti endingnya akan sama, tapi it’s okay… I enjoy it… being
me.
Mungkin itu kali ya alasan utama gue ngeblog,
disamping gue ingin berbagi gue juga nyari tempat untuk menumpahkan semua
yang ada di pikiran gue yang gak banyak orang bisa nrima dan memproses dengan
baik apa ide dan pikiran-pikiran gue. Karena ada banyak hal yang gak bisa
diungkapkan dengan kata-kata dan disampaikan ke orang lain, dan yakinlah sumpah
kalau orang tidak bisa menerimanya dengan lapang dada. Dan yang terakhir adalah
dokumentasi… ya ya… dokumentasi itu penting, semenjak tragedi rusakknya harddisk
esternalku oleh salah seorang temanku yang tidak bertanggung jawab, gue ingin
mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang menurut gue menarik. Hmm hmmm… mungkin
seperti itulah.
Okelah kita kembali ngomongin susu sajah
Oh look.. boobies!!
Ehm ehm bukan sekedar susu ya, berawal dari bahasa,
temen gue pernah bertanya sama gue (dan gue yakin dia lagi mabok saat itu)
“Darimana ya bahasa berasal, maksud gue, kata, kenapa susu itu disebut susu, kenapa sesuatu itu punya nama sedemikian rupa hingga kita sekarang tahu menyebut benda-benda itu?”
Padahal kita cuman ngemil gorengan dan menyruput
secangkir kopi sachetan dan tak lupa menghisap sebatang rokok, bayangkan yang
terjadi jika kita mengkonsumsi sesuatu yang lebih jelas kandungan gizinya, apa
yang bisa kita hasilkan.
Kita gak akan membahas sejarah bahasa manusia juga
si, selain gak mampu, sumpah gak minat gue bahas-bahas gituan.
One lead to another… dari banyak event yang terjadi
di lingkungan gue, cletukan jenius temen gue waktu itu membuat gue berpikir
(set dah aah..), pasti ada maksud dan tujuan sesuatu itu disebut sesuatu,
begitu juga masa lalu.
Hmm masa lalu, gue jadi inget Kung Fu Panda , naah...
deket amat ya, tapi serius gue jadi
teringat sama film ini, bukan dari karakter utamanya, tapi dari pemeran
pendukungnya, yaitu Master Oogway, si kakek kura-kura ini, buat ukuran karakter
rekaan manusia, ni something is so fucking wise, begini quote dari si master
satu ini
Oh yeah instead of Mister Oogway, I give you Jurina Matsui in Conan Edogawa outfit, your argument is invalid
"Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the "present".
Banyak
kejadian yang menyangkut masa lalu terjadi di sekitarku. Gue pernah mendengar
kalo ada something wrong with our society, tapi gue gak pernah ambil pusing
sampe gue sendiri merasakan rasanya muka
gue ditampar, pas di muka, pake kursi, sama yang namanya kenyataan. aku
memang gak pernah menutup diri dengan perubahan, tapi kenyataan yang satu ini
bener-bener membuatku tercengang. Saat orang mengatakan semakin banyak kepala
semakin banyak pikiran yang terjadi, tapi aku juga tidak bakal mengira bakal
se-random ini.
Okeh
kembali lagi perkataan si kakek-kakek kura-kura, sejarah seharusnya hal yang
telah berlalu dan kita hanya bisa mengambil pelajaran dan semoga tidak
melakukan kesalahan yang sama seperti yang sudah kita lakukan, setidaknya itu
sejarah atau masa lalu menurut gue. Dari
sekian peristiwa yang telah gue alami selama 27 tahun terakhir, gue merasa udah
full tentang tenses dan segala rumus dan persamaan tentang masa lalu ini, apa
yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan apa yang sewajarnya
dilakuakan, apa hal gak wajar yang jangan sekali sekali dilakukan dengan masa
lalu. Tapi semua berubah saat negara api menyerang….. begitu katanya, tapi tak
hanya negara api yang menyerang saat itu, tapi juga keputusan yang di ambil
oleh orang-orang disekitarku, terutama tentang masa lalu ini, benar-benar
membuatku tercengang. Bagaimana mereka menyikapi masa lalu, bagaiamana mereke
berjalan bersama masa lalu mereka dan apa yang masa lalu bisa lakukan di
kehidupan mereka dimasa ini.
Okelah semua
bisa beralasan bahwa, kau tidak tahu masa laluku, atau berjuta alasan yang bisa
kalian cari untuk mencari pembenaran atas keputusan yang anda lakukan. Tapi ini
semua gue lihat dari kacamataku, kacamata yang aku pakai, kacamata sebagai
media aku memandang dunia, kacamata sebagai alat menyaring apa yang bisa aku
apresiasi dan apa yang tidak, apa yang menurutku layak aku nikmati dan apa yang
tidak.
Tidak perlu
lagi menjelaskan masa lalu macam apa yang aku sebut-sebut dari awal tulisanku
ini. Ya.. masa lalu ya masa lalu, semua yang telah lewat, semua telah kalian
lalui, semua yang telah pergi, semua yang ditinggalkan, semua yang hanya bisa
dikenang, semua yang telah selesai, semua yang hanya akan hadir saat kalian memikirkannya.
Dari sekian banyak definisi dari masa lalu, ada satu masa lalu yang mempunyai
peranan besar terhadapku, mungkin tak semua orang juga mempunyai sesuatu ini
sebagai masa lalu, tapi aku yakin pasti semua orang punya, baik yang sudah
berhasil dimiliki dan maupun belum. Dari sekian banyak sesuatu di masa lalu,
segala yang mempunyai title mantan pasti hidup di masa lalu. Kita fokuskan saja
pembahasan masa lalu ini dengan sesosok yang nyeri-nyeri sedap untuk dibahas.
Ada tiga pelajaran
yang bisa gue ambil dari sosok yang satu ini. Pertama, gue diberi kesempatan
untuk belajar memberi dan bersabar menunggu, tanpa pamrih, tanpa memikirkan
apakah akan ada timbal balik dari semua yang aku beri tanpa ada kepastian akan
apa yang kutunggu, which is idiot, tapi mama bilang nggak kotor nggak belajar,
dan aku yakin akan ada manfaat nanti di kemudian hari.
Yeah it's still Jurina Matsui, terima saja, your argument is still invalid
Kedua,
belajar berhati-hati, tak semua yang indah akan berakhir indah, semua orang
mempunyai lebih dari dua topeng untuk berhadapan dengan orang lain. Dan orang
tidak akan pernah menunjukkan wajah aslinya saat dia didepan umum. Peran
penilaian orang lain masih dipegang teguh oleh pemuda masa kini dalam
memutuskan mereka akan berakting sebagai apa di muka umum. Kita pun akhirnya
akan belajar akting secara otodidak untuk memenuhi kepuasan orang lain. Dan akhirnya
mereka akan menekan sifat asli mereka, dan apa jadinya jika sesuatu tertekan,
maka timbullah potensi untuk meledak. Bukan udara yang membuat balon meledak,
bukan isi dari makanan kaleng yang meledak saat dimasukkan microwave,
bukan juga gas elpiji yang meledak saat tabung gas meledak. Yang meledak adalah
wadahnya sodara-sodara, dan sungguh beruntung sekali kita karena kita dikemas
dalam wadah yang tidak cukup kuat untuk menampung rasa yang bisa berkembang
unlimited kaya paketan internet kartu GSM. Hati-hati. Know your limit. Mind the
other people limit. Because everybody has their own limit. Anda melupakannya,
BOOM!
Why Jurina Matsui you ask?? because why not
Ketiga, jangan
berlebih. Jangan memberi berlebih, jangan memutuskan berlebih, jangan
merencanakan berlebih, jangan mengharap berlebih, jangan memberi informasi berlebih, jangan berlebihan aja pokoknya.
Biasa aja, toh tidak ada jaminan juga orang yang kalian banggakan akan terus
membanggakan, orang yang kalian sayangi akan terus menyayangi, orang yang kalian rencanakan akan always
stick to your plan, hati manusia mah tidak akan berjalan seperti roda bung,
mereka akan berjalan random sesuai arah angin dan suhu matahari dan mood anjing
untuk poop. Random. Saat kalian sudah berani berlebih, pastikan kadar
berlebihan kalian sama dengan pasangan, agar saat ada yang kecewa rasa
kecewanya sama. Karena kalian yang menjalani berdua masak cuma seorang yang
nyesek, itu mah gak beda ama begal, pembegal happy kalian nyesek. Gimana caranya?
Gak ada caranya. Karena semua hanya berpegang pada status, dan janji, janji
seorang manusia lagi aduuh, kaya beloknya bajay, hanya supir bajay sama Tuhan
yang tahu.
Why it's still Jurina Matsui? Because I can and why not, and your argument is not even exist
Bisa ditarik
kesimpulan apa haiyoo… yup, semua selesai, semua berakhir, kita memutuskan
untuk pergi, dan kita seharusnya cuma bisa belajar agar kedepan kita gak
gitu-gitu lagi dan gak gini-gini amat. Yang sudah ya sudah, yang lewat biar
lewat. Ohoo… tapi nggak dengan orang-orang disekitar gue, nggak men.. BIG NO
NOO! N fucking O, NO… mereka terus memproses masa lalu, mereka masih
melibatkan masa lalu, dan mereka masih berhubungan dengan masa lalu, dan
kayaknya hidup mereka emang gak berat-berat amat, tapi entahlah, ini yang gua lihat
dari kacamata gue…
Dan sehubungan dengan itu, dan menganggu banget di pikiran gue, baru-baru ini temen gue tiba-tiba
whatsapp gitu
“mas, mantanku hubungi aku dong ngajak ketemuan...”
Ya kurang
lebih kayak gitu lah isi pesan singkat dia, kalo gue…. Kalo gue ni, ini kalau
gue, settingan otomatis di otak gue pasti akan meng-ignore semua yang mengandung
kata mantan. Ini seperti memberi pertanyaan tentang 2+2 ke random people on street, it just like helloo, everybody know the answer and you still dare to ask that. Tapi jalan apa yang dia ambil untuk pertanyaan sesimple itu hohoho.. it will blow your fucking mind if you are with me, dia proses itu
penawaran yang jelas-jelas kalo apapun ditambah mantan hasilnya adaah tidak. Dan
apa yang jawaban yang dia berikan saat gue coba ngasi penjelasan tentang hal as
simple as that..
“tapi aku kan pengen sillaturahmi..”
Bahkan sebelum
anda menyelesaikan your bullshit excuse, aku berani dengan lantang bilang bahwa itu hanya
bullshit… you got it!? NO!? ee’ banteng, still not, TAI!! Come on no
offense ya, ini yang terlihat di kacamata gue ya, santai aja bacanya, ini
alasan paling tai yang pernah gue baca, bahkan sebelum gue tau alasan
sebenernya, dan akan lebih tai lagi saat gue tau alasan sebenarnya, but we
get to that later. OK lanjut deh, eeemm apa lagi yaa , gue sampe
speechless mau ngomentari lagi masalah
ini. Untuk ukuran manusia normal yang telah mengemban bangku pendidikan lebih
dari 12 tahun, harusnya sudah diluar kepala buat memproses beginian, tapi ya
sudahlah ya, kita bahas saja biar ada bahan. Normalnya, kalo menurut gue,
sudahlah gak perlu diproses, lebih menguras energi buat mikir bulan ini gajian tepat
waktu enggak, kan kan kan…. Daripada ginian, it’s the stupidest thing I ever
heard. Dan lebih bullshit lagi, ternyata masih ada lanjutan dari the-most-dumb-excuse
dia atas, dengan sedikit pembelaan tentunya, dan tentu saja tentu saja alasan nonsense lainnya,
begini lanjutannya
“ya aku pengennya sillaturahmi, kalo dia nggak, ya tauu deh, bukan urusanku, yang penting niatku baik..”
Lah kan
tai…
Or somethinglike that laah. Gue gak inget pasti kata per katanya, yang penting maknanya
sampe deh. Anda merusak makna sillaturahmi yang sebenarnya, dengan alasan ee’
yang sangat murahan sekali, you smarter than this girl… come on, you not
spend your 12 years on school for nothing right? Makna sillaturahmi
sebenernya itu baik tau, saat kedua belah sama-sama ingin menyambung tali
sillaturahmi, dengan niat tulus, agar hubungan yang baik ini tidak putus. Tapi…
tapi.. tapi… saat salah satu pihak hanya ingin jualan ikan atau bahasa
inggrisnya selfish, anda menodai makna suci dari sillaturahmi. Bukan hanya
anda gak mendapat barokah dari sillaturahmi itu sendiri, anda juga mendustakan
ritual suci untuk menyambung tali persaudaraan dengan alasan busuk dan sampah
yang anda utarakan.Gak perlu jadi ustad yang rajin ngasi ceramah dari masjid ke masjid buat ngertiin hal beginian. Dan urusan mantan-mantanan ini bukan hal yang sulit
sebenernya menurut gue ya, gak perlu dipertimbangkan, gak perlu dipikir, udah
jelas jawabannya apa kan. But BIG NO for them, it’s not normal, gue
semakin meragukan tingkat kenormalan komunitas masyarakat cerdas bangsa masa kini. But pikirkan sekali lagi, it’s
must be something wrong, with you, I don’t know, you tell me.
Ada sebuah
anomaly lagi si sebenernya, tapi gue gak bisa cerita banyak tentang yang satu
ini, energi gue abis buat bahas masalah di atas. Oke jadi gini ceritanya, dia
masih berhubungan yang baik dengan orang tua mantannya, okelah kalau hanya
dengan orang tuanya, tapi sering kali masih menganggap pusing saat komponen
mantan ikut dalam sebuah hubungan baik dengan orang tua. Lagi-lagi niat suci
untuk menyambung sillaturahmi anda nodai oleh niat sampah itu. Come on, you
have so many free time, make yourself more usefull guys. Nggak sulit buat
menyudahi hubungan yang sudah berakhir, tapi sekali lagi BIG NO for them..
lagi-lagi niat suci sillaturahmi anda jadikan kambing hitam untuk “pamer” tentang
keadaan anda saat ini. Karena sampe pada poin anda menyusun jadwal, menyisihkan
materi, bahkan membuat skenario pertemuan, it’s not a healthy relationship
you know. But meeh… who am I? Daku mah apa atuh, kurang lebih begitu lah
Sebenernya
gak ada yang salah si dengan yang kalian lakukan, toh itu hidup kalian sendiri,
meskipun kalian tau dengan jelas resiko apa yang terjadi jika ngambil jalan
itu. Tapi ya gitu, kalian lebih memilih untuk pura-pura tidak tahu, sumpah gue
mikir hidup mereka enteng banget gak ada beban. Nothing is wrong, at least for you, but
still… aku merasa gak puas dengan ini, dan gue merasa ada yang salah dengan
sistem di masyarakat kita sekarang, atau paling tidak di lingkungan gue saat
ini. It’s itchy you know… and nobody backed me up in here. Rasanya kaya gatel di blind spot punggung
sebelah atas tau, gatel tapi sulit di garuk, dan rasanya anoyying
banget.
Just as simple as let it go guys. OK gue juga butuh waktu buat move on,
tapi perasaan dulu momen –momen move
on adalah saat kita siap membuang segala sesuatu yang bisa mengingatkan
tentang mantan, tapi sepertinya hal ini sudah berlaku lagi, dan karena cuma gue
yang merasa aneh disini, jadi gue yang salah, gue yang aneh, pikiran gue yang
nyleneh, gue yang gak bisamemahami jalan pikiran anak muda harapan bangsa masa
kini.
PS : ini bukan tentang like or dislike, ini hanya hal yang masih berkecamuk di pikiran gue, dan agaknya tulisan ini membuatku sedikit lega, no offense